coda
Thursday, August 05, 2004

Sampailah di satu saat. Hidup adalah sketsa-sketsa yang terlihat di balik jendela pada pagi-pagi kita membukanya, membiarkan matahari masuk menerobos kamar. Langkah-langkah yang kita ayun sejak pintu rumah hingga melintas jalan-jalan, hutan-hutan, padang-padang dan gunung-gunung. Lalu kita kembali lagi ke rumah pada setiap hari kita bergegas menghadapi dunia. Di rumah, di rumahlah kita menemukan diri berbaring, tak pernah kemana-mana, tak pernah berkata-kata. Tapi, rumah yang mana?

Sekarang di sini aku, terkatung-katung pada kontinen makna. Laut yang keras, kata yang deras, benak yang terperas. Di sini aku bertahan terus sebagai diri, menambal retak-retak, menahan gempuran daya yang membelah-belah, bergerak saja ke depan. Di sini aku, berkuat mengingat arti lahir di dunia, memahami lemparan nasib, menerka maksud jatuhnya Adam dan Hawa, menyingkap kepungan dunia, melompat-lompat, mengurai-urai, memaknai saja segalanya. Di sini aku menjaga kilauan api dalam diri, menjaga gelora, beriak dalam temaram, bertahan tak padam.


Bagus Takwin ~ Akademos; April 2003; last page


posted by wisangkala on 6:46 PM


Comments: Post a Comment