apa kabar dunia???
Wednesday, June 22, 2005

yah...! apa kabar dunia???
lame ta' jumpe...
fuih... bukan aye ga mo nulis2 lagi di ni blog, bukan maksud ati LLB (=look like bussy) tapi emang bussy siy... fuih... you know, sometimes i feel yess i'm the sisyphe as a tale telling (apa sih?! ancur banget bahasa lu?!) terjebak dalam satu rutinintas kerja, dari itu ke itu dan itu lalu itu kemudian itu akhirnya itu. nah setelah itu mulai lagi deh dengan yang itu dibulan baru... tau-tau udah 1 tahun lebih gw terdampar di 'keruhnya satu sisi dunia' (tentang cerita di kota yang aneh ini, gw niat buat kumpulan cerita pendeknya terinspirasi budi darma dengan orang-orang blummington-nya, atau bukunya orang-orang jogja yg gw lupa sapa yang nulis, tapi entah kapan, belum juga mulai, fascinator!)

cape bow! jauh dari keluarga, teman dan kerabat dekat (widih. nelongso tenan rek) bukan berarti manja, cuma aja sebagian besar orang-orang yang pernah tinggal di ibu kota (dangdut ga siy kosakatanya?) ga konek ma budaya sini. aneh. aneh bin ajaib (simsalabim dong...?) di sini. bukan maksud bersikap primordial (apa lage neh?), tapi ya itu, mungkin terjebak dengan pengalaman, lalu membanding-bandingkan. jadi kufur nikmat. berasa one step behind (or more than that), berasa buang-buang jatah umur percuma, berasa kehilangan banyak momen2 berharga. apa lagi klo cuma dapet cerita: besok kita mo kesana, aku mo ketemu si anu, di sana bakal ada itu dll dkk dsb. belum lagi berita nikahan yang undangannya setiap akhir pekan. mo dateng... saban minggu...? ga dateng feeling guilty... (or feeling sorry?) akhirnya gigit jari.

kadang gw ngerasa ironi aja, jaman kuliah dulu, susye bener punya banyak waktu, sabtu-minggu kayak angin lalu, tapi disini, di kota yang aneh ini, sabtu-minggu kayak sewindu. alih-alih memanfaatkan/menikmati waktu, yang ada menyiasati dengan membunuhnya satu-satu! (sorry God, doesnt mean not to greatfull, but you know what happening here...)

sekali waktu gw menghibur diri dengan menerka-nerka maksud Tuhan menggambar garis tangan. semoga ini bagian dari pembelajaran, untuk satu kebaikan yang berakhir kebahagiaan, tapi apakah kebahagiaan itu harus dirasakan di akhir cerita? padahal kita hidup kan 'here and now' (tanpa mengabaikan 'there and than') setiap detik yang kita lewati. setiap udara yang kita hirup. setiap nafas yang kita hempaskan. bukankah suatu kewajaran untuk ingin selalu merasakan kegembiraan di setiap detik-detik hidup, di tempat yang kita suka dengan orang yang kita cinta?

posted by wisangkala on 6:55 PM


Comments: Post a Comment